Stasiun Pasar Senen
Sekitar 10 tahun lalu, Stasiun Pasar Senen dikenal semrawut dengan penumpang dan pedagang kaki lima yang tidak beraturan. Namun, sejak 17 Juni 2020, Menteri BUMN Erick Thohir bersama dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, telah meresmikan stasiun ini sebagai Stasiun Terpadu.
Stasiun Pasar Senen pertama kali diresmikan pada tanggal 31 Maret 1887 oleh perusahaan KA swasta Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappijย (BOS), bersamaan dengan dibukanya jalur Batavia (Jakarta)-Bekasi. Kemudian, pada 1898, kepemilikannya beralih menjadi milik pemerintah melalui perusahaan SS (milik pemerintah) setelah seluruh lintas KA BOS dibeli oleh SS.
Awalnya, stasiun ini bergaya Indische Empireย dengan atap kanopi besi setengah yang menaungi dua jalur rel di bawahnya. Barulah pada tahun 1913, mulai dilakukan renovasi besar-besaran untuk Stasiun Pasar Senen dan beberapa stasiun besar lainnya di Jakarta. Bangunan lama dibongkar total dan diganti dengan bangunan baru, lengkap dengan terowongan bawah tanah untuk penyebrangan ke peron lainnya.
Terowongan di Stasiun Pasar Senen menjadi terowongan penyebrangan pertama yang dibangun di stasiun-stasiun di Indonesia. Hingga penataan terbaru yang diresmikan pada 17 Juni 2020, terowongan tersebut masih kokoh dan Stasiun Pasar Senen semakin rapi dan nyaman, khususnya untuk pejalan kaki. Monumen Tekad Merdeka yang sebelumnya tak terurus, juga kembali terawat.