Perkembangan dan Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Hidayatullah
Pondok pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan swasta yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya jumlah pondok pesantren di Indonesia yang telah berdiri bahkan sebelum Indonesia merdeka. Pondok pesantren tersebut mengalami perkembangan yang membuat mereka mampu bertahan hingga sekarang. Salah satu pondok pesantren yang telah berdiri sebelum Indonesia merdeka adalah Ponpes Hidayatullah. Awalnya, Ponpes Hidayatullah hanya berdiri pada sebuah lahan wakaf yang memiliki luas sekitar 120 hektar dan didirikan oleh Ust Abdullah Said. Lokasinya ada di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Ponpes ini telah berdiri sejak tanggal 7 Januari 1973. Seiring dengan perkembangan zaman, Ponpes Hidayatullah menjadi salah satu pondok pesantren terbesar di Kalimantan Timur.
Sistem Pendidikan di Ponpes Hidayatullah
Sebagai sebuah pondok pesantren yang besar di Kalimantan Timur, Ponpes Hidayatullah telah menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan bagi para santri. Salah satunya adalah jenjang pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jenjang pendidikan ini bisa diikuti oleh balita yang belum memasuki usia TK. Mereka bisa belajar mengenal agama Islam melalui games dan kegiatan yang menyenangkan. Sehingga, mereka akan lebih mengenal ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari – hari. Setelah lulus dari PAUD, anak – anak bisa melanjutkan pendidikan di Taman Kanak – Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal yang dikelola oleh Ponpes Hidayatullah. Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh anak – anak di jenjang pendidikan TK seperti manasik haji, outbond, dan camping mabit. Tentunya setiap kegiatan yang dilaksanakan dengan menyisipkan ajaran agama Islam.
Jenjang pendidikan selanjutnya yang diselenggarakan oleh Ponpes Hidayatullah adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI). Jenjang pendidikan MI memiliki tingkat yang setara dengan SD. Sehingga, para santri yang menempuh jenjang pendidikan MI harus menyelesaikan pendidikan selama 6 tahun. Akan tetapi, kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang terintegrasi dengan pendidikan agama Islam. Sehingga, ada beberapa tambahan mata pelajaran yang harus dipelajari oleh para santri seperti Al Qur’an dan Al Hadits, Fiqih, Aqidah – Akhlak, Bahasa Arab, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Para santri yang lulus dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs). Jenjang pendidikan ini juga memiliki kurikulum integrasi. Sehingga, para santri harus fokus dalam mempelajari ilmu agama Islam maupun ilmu pengetahuan umum. Setelah itu, mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan Madrasah Aliyah (MA). Durasi waktu pendidikan pada MTs maupun MA adalah tiga tahun.
Setelah lulus dari jenjang pendidikan MA, para santri bisa melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) yang merupakan perguruan tinggi khusus di bidang agama Islam. Para santri bisa secara lebih fokus mempelajari agama Islam yang sebelumnya telah mereka pelajari di tingkat MA. Selain jenjang pendidikan formal, Ponpes Hidayatullah juga menyelenggarakan jenjang pendidikan non formal yaitu Ma’had Tahfidz Qur’an Usrah Mujaddidah dan Ma’had Tahfidz Qur’an Ahlus Shuffah. Kedua Ma’had ini diperuntukkan bagi para santri yang ingin menghafal Al Qur’an secara lebih mendalam.
Membeli Peci Songkok Secara Langsung
Peci kopiah songkok merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan oleh para santri ketika mereka tinggal di pondok pesantren. Hal ini dikarenakan peci kopiah songkok digunakan untuk menutup kepala bagi santri laki – laki. Oleh karena itu, peci kopiah songkok akan digunakan cukup lama setiap harinya. Sehingga, para santri laki – laki membutuhkan peci kopiah songkok dengan kualitas terbaik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membelinya langsung dari pengrajin peci kopiah songkok.