Penyucian Dosa Melalui Acara Ruwatan

Ruwatan merupakan suatu ritual atau upacara penyucian dosa yang masih dilestarikan hingga saat ini. Acara penyucian doa ini banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa yang merasa memiliki banyak dosa. Meskipun dilakukan oleh orang Jawa, masyarakat kota lainnya turut menghomati tradisi ini. Salah satu cara yang mereka lakukan untuk menghormati ritual penghapus dosa ini adalah dengan memberikan papan bunga Pontianak kepada mereka yang sedang melakukan ruwatan.

Table of Contents

Sesajen yang Digunakan pada Acara Ruwatan

Ritual ruwatan tergolong acara yang besar sehingga penyelenggara membutuhkan dana yang tak sedikit. Penyelenggara menggunakan dana untuk pembelian sesajen yang dibutuhkan selama acar ruwatan berlangsung. Berikut ini beberapa jenis sesajen yang digunakan untuk acara ruwatan:

1. Arang

Arang akan dimasukkan ke dalam anglo. Selama pertunjukkan, dalang juga akan melengkapinya dengan kemenyan yang dibakar di dalam anglo.

2. Kain mori

Sesajen lainnya yang digunakan pada acara ruwatan adalah kain mori. Pada acara ini, kain mori yang digunakan sepanjang 3 meter. Kain akan direntangkan di bawah batang pisang dan akan ditaburi dengan bunga mawar.

3. Gawangan kelir

4. Aneka nasi

Pada acara rutawan, kita akan menemukan sesajen nasi yang berbeda-beda. Jenis nasi yang digunakan pada acara sesajen adalah nasi kuning, nasi uduk dan nasi golong. Nasi juga dilengkapi dengan beberapa lauk yang beranekaragam.

5. Aneka jenang

Selain nasi, ada pula beberapa jenis jenang yang digunakan pada acara ruwatan. Jenang yang digunakan adalah jenang merah, jenang kaleh, jenang putih dan jenang baro-baro.

Buah dan jajanan pasar menjadi jenis sesajen yang ditemukan pada acara ruwatan. Pisang raja, salak, jambu dan kelapa menjadi beberapa jenis buah yang dimanfaatkan di acara ruwatan. Sesajen ini juga dilengkapi dengan makanan berukuran kecil yang sering disebut dengan blingo. Kacang kedelai, ikan asin, kacang  hijau, telur ayam dan kemiri merupakan benda-benda yang digunakan untik sesajen.

Ruwatan juga melibatkan keberadaan hewan yang dijadikan sesajen. Hewan-hewan yang digunakan untuk sesajen antara lai ayam jawa, burung dara dan bebek. Minyak kelapa dan benang lawe digunakan untuk lampu blencong. Meskipun ruwatan dilakukan di siang hari, lampu blencong tetap disediakan karena termasuk sesajen pada acara ruwatan.

Jenis Ruwatan

Masyarakat Jawa membagi ruwatan menjadi tiga jenis, yakni ruwatan untuk diri sendiri, ruwatan untuk lingkungan dan ruwatan untuk wilayah. Ruwatan yang dilakukan untuk diri sendiri bertujuan untuk menghilangkan dosa dan sering kali dilakukan pada siang hari. Berbeda dengan ruwatan diri sendiri, ruwatan lingkungan justru dilakukan pada malam hari. Perbedaan waktu dilakukan berdasarkan dengan perhitungan hari.

Ruwatan masih dilakukan oleh orang Jawa guna membebaskan diri dari dosa dan kesialan yang akan terjadi di sepanjang hidupnya. Ruwatan sendiri juga diceritakan pada kisah perwayangan. Dalam cerita wayang, Murwakala melakukan ruwatan guna membebaskan para dewa yang ternoda. Dewa akan suci kembali dengan mengadakan ritual yang mampu menghilangkan dosa-dosanya. Orang Jawa menyebut sukerto bagi orang-orang yang berada dalam dosa.

Guna menghindari kesalahan dan dampak yang akan terjadi akibat dosa, ruwatan menjadi tradisi yang perlu untuk dilakukan. Orang Jawa masih mempercayai bahwa ruwatan dapat menghilangkan dosa dan kesialan dalam hidup. Ketika ruwatan, ada beberapa perlengkapan yang digunakan. Perlengkapan tersebut antara lain lampu minyak atau blencong, layar kain, wayang kulit dan alat musik Jawa atau gamelan.

Similar Posts